Enjoy cooking
Browse through over
650,000 tasty recipes.
Home » » Malaysia Utang Emas Kerajaan Pagarruyung?

Malaysia Utang Emas Kerajaan Pagarruyung?



Negeri jiran Malaysia, dikabarkan memiliki
sejarah utang pada Kerajaan
Pagarruyung, Sumatera Barat.
Utang itu berupa emas,
jumlahnya tak main-main, diduga
sampai Rp350 triliun, jika dikonversikan dengan nilai uang
saat ini.

Seperti dilansir koran Kontan,
adalah E Suharto yang
menyebut ada dokumen resmi
tentang peminjaman emas itu.
Dokumen kini tersimpan di
Mahkamah Internasional Den Haag, Belanda, salinannya
disimpan di sebuah bank di Swiss.

Utang Malaysia pada
Pagarruyung dikabarkan terjadi
pada 1955. Diawali pertemuan
pemimpin pertama Malaysia
Tuanku Abdul Rahman dengan
Presiden RI Soekarno. Peminjaman terkait rencana
kemerdekaan penuh Malaysia
dari Inggris. Pinjaman itu sempat
dicicil sampai tahun 1989.

Bagaimana tanggapan pihak
Pagarruyung?

Budayawan, Wisran Hadi,
sekaligus suami pewaris
Pagarruyung, Raudha Thaib
justru mengaku bingung dengan
pengakuan seseorang bernama
E Suharto. Sebab, dalam silsilah yang berisi 33 generasi
Pagarruyung, nama tersebut
tidak ada. Dari mana ia tahu
keberadaan harta itu?

Namun, ia mengaku sempat
mendengar isu harta karun.
Namun versinya jauh berbeda.
"Dulu waktu perang Padri,
memang ada 30 kuda beban
mengangkut emas dinyatakan hilang di rawa-rawa. Apakah
emas ini yang sampai ke
Malaysia, atau masih terkubur?
Tapi kalau sampai ke Malaysia
kecil kemungkinan," kata dia
saat dihubungi VIVAnews.com, Selasa 3 Mei 2011.

Wisran menambahkan, kesahihan
informasi tersebut masih
dipertanyakan. Saat mengajar di
Akademi Seni Kebangsaan,
Malaysia selama lima tahun, ia
hanya menemukan fakta bahwa Pagarruyung dan Negeri
Sembilan masih satu keturunan.
Tak ada soal pinjam-meminjam
emas.

Meski demikian, akan lebih baik
jika harta itu benar ada. "Saya
pernah bilang ke istri saya,
kalau benar ada, kita bangun
jembatan ke Malaysia," kata dia,
berkelakar.

Sementara, sejarawan
Universitas Andalas Profesor
Gusti Asnan mengaku sudah
mendengar isu tersebut sejak
lama. Namun, hanya sekedar
kabar angin, tak ada bukti.

"Dari data dan fakta yang
diteliti tak menemukan salah
satupun bukti tentang
pengakuan utang piutang
antara Pagarruyung dengan
Malaysia," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com.

Gusti Asnan mengaku pernah
meneliti sejarah Sumatera Barat
tahun 2007 lalu. Hasil-hasil
penelitian ia tuangkan melalui
buku, "Memikir Ulang
Regionalisme: Sumatera Barat Tahun 1950-an".

Soal utang-piutang emas itu
termasuk yang diteliti. Data-
data pendukung dikumpulkan,
sampai ke Negeri Belanda. "Di
Den Haag belum pernah
ditemukan arsip seperti itu. Kalau memang ada di Mahkamah
Internasional, paling tidak ada
arsipnya di Kemenlu. Saat saya
ke sana tidak ada," tambah dia.

Ditambahkan dia, Pagarruyung
jatuh pasca perang Padri. Pada
tahun 1850-an, Pagarruyung
hidup dari tunjangan yang
diberikan pemerintah kala itu.
Sejarah RI merdeka, kerajaan menyatakan diri melebur dengan
Indonesia. Dari sejarahnya, raja-
raja Pagarruyung sebatas
simbol, tak punya tentara, tak
punya kekuasaan. Tapi punya
pengakuan. Istana Pagarruyung pun baru dibangun tahun 1970-
an, era Soeharto.

Mungkinkan Pagarruyung punya
simpanan emas sedemikian
banyak?

Menurut Gusti Asnan, dilihat dari
sejarah, Sumatera Barat dulu
memang merupakan daerah
kaya emas. "Pada abad ke-16
dan abad ke-17. Abad ke-18
mulai menurun. Masuk ke abad-19, ada 17 tambang besar,
namun itu dikelola Belanda dan
hasilnya dibawa ke Batavia.
"Tak mungkin 1955 Kerajaan
Pagarruyung menyerahkan emas
sebanyak itu ke pemerintah Malaysia. Tak masuk akal," kata
dia.

Informasi utang emas Malaysia
pada Pagaruyung, tambah Gusti
Asnan, harus dibuktikan
kebenarannya. "Bukannya saya
merendahkan Pagarruyung, ini
apa adanya, faktanya seperti ini."

vivanews.com
SHARE

About bacotGue

0 komentar :

Posting Komentar