Enjoy cooking
Browse through over
650,000 tasty recipes.
Home » » 10 Mitos Tentang Alay dan Kenyataannya

10 Mitos Tentang Alay dan Kenyataannya



1. Orang alay biasanya menyukai lagu-lagu pop melayu Indonesia seperti Kangen Band, ST12, dan Radja.
Kenyataannya:
Tidak sepenuhnya benar.

Justru alay-alay yang menyukai
lagu-lagu seperti Kangen Band,
Radja, Angkasa, dsb itu mulai
jarang.

Dan anehnya, justru lagu-lagu
Kangen Band itu malah 'populer'
di kalangan non-alay, dengan
maksud lucu-lucuan dengan
teman-teman atau karaoke
dengan maksud joke dengan pura-pura menjadi alay (dengan
maksud lucu-lucuan juga, bukan
dalam artian menyukai lohh).

Justru alay-alay yang seringkali
ditemukan itu 'menyukai' lagu-
lagu yang istilahnya 'cenderung
terbawa mode' atau menurut
mereka 'keren/gokil/gaul',
padahal mereka hanya sekedar ikut-ikutan biar dibilang keren.
Bukan karena musikalitas.
Biasanya beraliran rock, punk,
atau metal.

Contohnya bisa dari dalam negeri
seperti PeeWee Gaskins, atau
dari luar seperti Secondhand
Serenade, The Red Jumpsuit
Apparatus, Avenged Sevenfold,
bahkan hingga blink-182 dan Metallica!

Dengan menjadi 'penggemar'
musik-musik mereka, kemudian
mereka mencaci dan menganggap
rendah musik-musik/musisi-musisi
tertentu; biasanya musik-musik
yang diluar 'selera' mereka (yang menjadi korban biasanya musik-
musik yang lebih slow/ngepop),
dengan mengatakan 'musik
banci', 'lagu bencong berkuntul',
dsb. Mereka mengaku-ngaku
membenci lagu-lagu seperti itu padahal aslinya malah lebih
menyukainya (lihat paragraf
selanjutnya).

Kalaupun yang 'pop', biasanya
lagu-lagu mainstream standar
acara-acara musik di televisi-
televisi swasta seperti Inbox,
Dahsyat, dll; atau menjadi
soundtrack sinetron-sinetron. Biasanya grup musik/penyanyi
yang cenderung mengikuti pasar.
(untuk saat ini musimnya pop
melayu)

Contohnya The Virgin, ST12,
Ungu, Derby, Hello, Ridho Rhoma,
Lyla, Five Minutes, D'Masiv, dsb.

Aslinya, mereka justru lebih
menyukai lagu-lagu semacam ini
ketimbang lagu-lagu yang
mereka anggap 'keren' tersebut.

Hanya saja mereka 'jaim'
sehingga mereka menikmati lagu
ini secara sembunyi-sembunyi
atau menyelipnya di 'tumpukan'
lagu-lagu yang mereka anggap
'keren/gaul' di playlist mereka.Maksudnya biar tidak
ketahuan bahwa mereka
menyukai lagu seperti itu.

2. Orang alay biasanya menyukai grup musik yang penampilan personilnya (maaf) 'kampung' atau 'menengah ke bawah'. (penampilan fisik, bukan performance di atas panggung)
Kenyataannya:
Justru sebaliknya!

Alay justru malah melihat suatu
grup musik/musisi dari bentuk
fisik personilnya.
FYI, selera musik mereka juga
mencakup aktor/aktris yang
terjun ke dunia musik, meskipun kualitas musiknya pas-pasan
sekalipun!

Contoh: Lyla (katanya vokalisnya
ganteng), The Titans (katanya
vokalisnya ganteng juga), The
Adlys (mentang-mentang ada
Adly Fairuz), Irwansyah, The
Sisters (mentang-mentang ada Shireen Sungkar), Derby, dsb.

Mereka seringkali 'judge a book
by its cover', kalau vokalisnya
jelek atau 'muka melas', menurut
mereka sudah pasti musiknya
'melas' juga, kalau vokalisnya
gendut musiknya 'nyesekin', dsb.

Ingat, sama sekali tidak ada
hubungan antara tampang
dengan musikalitas!
Musikalitas itu lebih dekat
dengan suara dan kemampuan
memainkan alat musik dengan alat-alat tubuh tertentu. Musik
itu bukan seni peran yang lebih
mengedepankan tampang dan
akting.

Di luar sana, banyak sekali musisi
meskipun dengan penampilan fisik
yang (maaf) menengah ke bawah
namun mampu menghasilkan
musik yang jauh lebih berkualitas
ketimbang grup-grup musik/ musisi-musisi yang mengandalkan
tampang, tetapi musikalitasnya
cenderung mengikuti pasar.

3. Orang alay identik
dengan ekonomi (maaf)
menengah ke bawah.

Kenyataannya:
Tidak semuanya kok.

Memang sifat alay itu karena
pengaruh lingkungan, dan
lingkungan yang identik dengan
ke-alay-an itu memang tidak
dapat dipungkiri, didominasi oleh
kalangan menengah ke bawah.

Tetapi banyak juga alay yang
berasal dari kalangan menengah
ke atas.

Biasanya OKB (orang kaya baru),
tetapi OKL (orang kaya lama)
juga banyak.
Mungkin karena pengaruh
lingkungan yang mendidik mereka
untuk mempunyai sikap alay.

Mencakup orang-orang yang sok
keren, tukang pamer, dan yang
suka menganggap rendah orang-
orang yang berada di bawahnya.

Contohnya seseorang yang
mempunyai BlackBerry, lalu
menganggap rendah orang-
orang di sekitarnya yang
mempunyai ponsel yang hanya
mempunyai fitur sms dan telepon, dengan menganggap
mereka *ucup*, tidak gaul, atau
miskin. Padahal BlackBerry hasil
merengek atau bahkan
mengancam orang tuanya;
bahkan dia sendiri kurang mengetahui fitur-fitur
BlackBerry.

4. Orang alay biasanya ditemukan di perkampungan/pedesaan atau di pelosok.
Kenyataannya:
Kata siapa? Justru di pelosok/
perkampungan/pedesaan lebih
banyak orang yang tahu diri dan
lebih mengerti akan arti
kebersamaan dan perdamaian,
serta rendah hati.

Kalau Anda suka menonton
acara-acara yang berbau
petualangan/menjelajah daerah-
daerah tertentu, justru orang-
orang yang tinggal di wilayah
seperti itu lebih suka bermain dengan permainan-permainan
turun-temurun dengan atau
membantu orang tuanya untuk
menghidupi keluarga, misalnya
menangkap ikan atau mencari
kayu bakar.

Orang alay banyak juga yang
ditemukan di wilayah perkotaan
bahkan di kota-kota besar
seperti Jakarta dan Bandung.
Mungkin yang orang tuanya
mengadu nasib di sana.

Tetapi lebih dominan di kota-
kota kecil atau masih bersifat
kedaerahan seperti Serang,
Cilegon, Sukabumi, Cirebon, dll.

Kita tahu sendiri, kasus-kasus
kriminal seperti tawuran atau
melibatkan geng-geng yang
umumnya melibatkan anak-anak
ABG (biasanya SMP atau SMA
awal bahkan SD akhir) lebih banyak terjadi di mana?

Kenakalan remaja seperti
tawuran dan merusak fasilitas
umum merupakan imbas dari
budaya alay yang 'selalu ingin
dibilang keren/gaul'.

5. Orang alay berpendidikan/ berpengetahuan rendah.
Kenyataannya:
Tidak semua kok.

Ada juga orang yang
pengetahuannya tinggi, dan dia
menggunakan pengetahuannya
itu untuk pamer, untuk
menjatuhkan orang lain, serta
untuk mencaci/menghina orang lain yang tidak sependapat
dengannya.

Intinya, kembali lagi ke
pandangan hidup alay: dibilang
'keren' atau 'gaul'!

Contohnya orang yang serba
tahu tentang musik metal, lalu
menghina musik genre lain;
maksudnya biar dibilang keren/
gaul, merasa diri paling keren
dan cool.

Seharusnya orang semakin tinggi
pengetahuannya/pendidikannya
itu semakin rendah hati, seperti
ilmu padi makin berisi makin
merunduk.
SHARE

About bacotGue

0 komentar :

Posting Komentar