Enjoy cooking
Browse through over
650,000 tasty recipes.
Home » » Harta Orang Terkaya di Indonesia 2011

Harta Orang Terkaya di Indonesia 2011

Orbes kembali merilis daftar
kekayaan orang-orang super
kaya Indonesia. Sebanyak 40
warga Indonesia memiliki
kekayaan sebanyak US$71 miliar
atau Rp640 triliun.

Menariknya, sekitar 16 orang
atau 40 persen dari mereka
mengumpulkan kekayaan dari
sumber daya alam, terutama
batu bara dan kelapa sawit.
Total nilainya mencapai US$12 miliar. "Peningkatan harga saham
dan komoditas menjadi salah
satu pendongkrak kekayaan
mereka," tulis Forbes.

Forbes menghitung penghasilan
menggunakan nilai saham per 15
November dan nilai tukar saat
itu. Perusahaan swasta dinilai
dengan membandingkan dengan
perusahaan BUMN yang setara. Daftar orang kaya versi Forbes
ini merefleksikan kekayaan
keluarga, bukan harta individu.

Dari hasil perhitungan Forbes,
sejumlah nama besar masuk
jajaran taipan kaya yang
mendapatkan berkah dari
kekayaan sumber alam Indonesia.
Sebagian dari mereka malah sudah lama berkecimpung di
bisnis komoditas, baik kelapa
sawit dan batu bara. Berikut
beberapa di antara mereka.



Eka Tjipta Widjaja, taipan gaek
berusia 87, merupakan salah
satu pengusaha yang menikmati
keuntungan dari lonjakan kelapa
sawit. Eka Tjipta WidjajaBisnisnya
dikendalikan melalui PT Sinar Mas Agro Resources and Technology
Tbk (SMART) dengan produk
andalan minyak goreng Filma.
SMART memiliki perkebunan sawit
terluas, lebih dari 320 ribu
hektar.

Eka Tjipta berhasil menempati
peringkat ketiga orang terkaya
Indonesia dengan total US$6
miliar. Kekayaan ini melambung
dari tahun sebelumnya yang
hanya US$3,6 miliar.

Namun, kekayaan Eka Tjipta
sebenarnya tidak hanya dari
kelapa sawit. Bisnis pengusaha
yang besar di zaman Orde Baru
ini menggurita dari bubur kertas,
properti, hingga ke perbankan. Eka Tjipta mengendalikan
usahanya melalui empat grup,
yaitu Asia Pulp & Paper Group,
PT Sinar Mas Multi Artha Tbk,
Asia Food & Properties Limited,
dan SMART.



Martua Sitorus

Martua SitorusKelapa sawit ajuga
telah membuat Martua Sitorus
kaya raya. Melalui bendera
Wilmar International, Martua
berhasil mengumpulkan kekayaan
sebesar US$3,2 miliar. Sehingga berhasil menduduki peringkat
keempat.

Perkebunan kelapa sawit
terbentang di Sumatera dan
Kalimantan dengan luas lahan
210 ribu hektar. Pria keturunan
Batak ini memilih mengendalikan
bisnisnya dari Singapura dengan produk andalan minyak goreng
Sania.

Bos Grup Salim, Anthoni Salim,
juga salah satu taipan yang
merasakan gurihnya minyak
sawit alias CPO. Salim memiliki
lahan sawit melalui Indo Agri Bdan
PT PP London Sumatra Tbk. Produknya yang paling terkenal
adalah Bimoli.

Kekayaan sebesar US$3 miliar
menempatkan Anthoni pada
peringkat kelima. Kekayaan ini
sebenarnya tidak murni dari
kelapa sawit. Salim lebih banyak
mendapat keuntungan dari mi instan Indomie.

Putera Sampoerna juga mencoba
keberuntungan di sektor ini.
Melalui Sampoerna Agro yang
dikendalikan anaknya, Michael
Sampoerna, ia menguasai
sejumlah kebun kelapa sawit.

Meski gaung taipan, yang kaya
dari penjualan perusahaan
rokoknya, itu belum terlihat,
Putera Sampoerna telah memiliki
kekayaan US$2,3 miliar dan
menempatkan pada peringkat kesembilan.

Aburizal Bakrie di Dewan
PersAburizal Bakrie juga
mendapat keuntungan dari
kelapa sawit dan batu bara.
Bisnis batu bara dikelola melalui
PT Bumi Resources Tbk sedangkan kelapa sawitnya
melalui PT Bakrie Sumatera
Plantations Tbk.

Keluarga Bakrie kini memiliki
kekayaan US$2,10 miliar dan
menduduki peringkat 10. Setelah
Aburizal menjadi pejabat
pemerintah dan masuk dunia
politik, saudaranya, Nirwan D. Bakrie, yang mengelola bisnis
keluarga.



Kiki Barki

Nama baru yang menikmati
keuntungan dari hasil tambang
batu bara adalah Kiki Barki.
Pendatang baru di deretan
orang terkaya Indonesia ini
mengendalikan perusahaannya melalui PT Harum Energy Tbk.

Kiki yang kini berusia 71 tahun
mengoleksi kekayaan senilai US
$1,7 miliar, dan menduduki
peringkat ke-11. Melalui bisnisnya
di industri tambang batu bara,
Kiki sukses membawa Harum Energy mencatatkan sahamnya
di Bursa Efek Indonesia pada
awal Oktober 2010.

Saat penawaran umum perdana
(initial public offering/IPO) dengan
melepas 500 juta saham pada
harga Rp5.200 per unit,
perseroan mampu meraup dana
segar Rp1,04 triliun. Harum Energy yang merupakan
perusahaan grup Tanito Coal itu
kini masuk salah satu produsen
batu bara terbesar di Indonesia.

Edwin SoeryadjayaEdwin
Soeryadjaya juga berhasil
mengumpulkan kekayaan dari
batu bara. Melalui Adaro Energy,
Edwin berhasil mengumpulkan
kekayaan US$1,6 miliar dan berada pada peringkat ke-13.
Kepemilikan di Adaro tidak secara
langsung, melainkan melalui
perusahaan ekuitas pribadi,
Saratoga Capital. Lewat
Saratoga juga, Edwin
mengendalikan perusahaan infrastruktur telekomunikasi, PT
Infrastruktur Menara Bersama.

sumber
SHARE

About bacotGue

0 komentar :

Posting Komentar